Selasa, 23 Desember 2008

Ampunan Tuhan

Ampunan Tuhan (maghfirah) merupakan sesuatu yang amat bernilai. Pakar tafsir Al-Ashfahani bahkan memandangnya sebagai anugerah Tuhan tiada tara. Dikatakan demikian, karena tanpa ampunan Tuhan setiap orang pasti merasakan siksa dan azab Tuhan. Ini, karena manusia, siapa pun dia, tidak akan pernah lepas dari dosa-dosa dan kesalahan.

Oleh karena itu, Allah SWT dalam Alquran selalu menyeru kaum beriman agar menggapai ampunan Tuhan itu. Dalam konteks ini, kita disuruh bergegas dan buru-buru (Ali Imran: 133), bahkan berpacu dan berlomba-lomba merebut ampunan Tuhan (Al-Hadid: 20). Bukan hanya kita, Nabi Muhammad SAW sendiri tetap diperintahkan supaya beristighfar, menggapai ampunan Tuhan, meski kita semua mengetahui bahwa beliau bersifat ma'shum, terjaga dan terpelihara dari dosa-dosa.

Untuk menggapai ampunan Tuhan itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, kita harus mencari dan mengejar ampunan Tuhan dengan beristighfar. Nabi Muhammad SAW sendiri, seperti diterangkan dalam hadis sahih, beristighfar tidak kurang dari 70 hingga 100 kali sehari semalam. Para sahabat banyak beristighfar di waktu malam di kala banyak orang tertidur lelap (Ali Imran: 17). ''Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.'' (Al-Dzariyat: 17-18).

Kedua, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan dengan memperbanyak ibadah dan amal saleh. Dalam Alquran, ampunan Tuhan itu selalu dikaitkan dengan iman dan takwa, serta amal kebajikan (Al-Maidah: 9, Fathir: 7). Lalu, yang ketiga, kita harus meningkatkan kualitas moral dan keluhuran budi pekerti. Ini harus dilakukan dengan menumbuhkan kecenderungan-kecenderungan baik yang ada dalam diri kita seperti sifat kasih sayang, murah hati, lapang dada, dan pengendalian diri.

Ampunan Tuhan itu sendiri, menurut pakar tafsir Al-Razi, mengandung beberapa makna. Pertama, berarti penghapusan dosa-dosa, takfir al-dzunub. Kedua, berarti mengganti keburukan dengan kebaikan-kebaikan. Ini berarti, orang yang menggapai ampunan Tuhan, selain dosa-dosanya dihapus, Allah berkenan menambahkan kepadanya kebaikan-kebaikan yang tak terhitung banyaknya.

Ketiga, berarti kesucian dan kesempurnaan rohani (kamalat nafsaniyah). Dalam arti ini, ampunan Tuhan identik dengan pencerahan jiwa (spiritual enlightenment), yang membuat jalan hidup manusia menjadi terang benderang. Dengan pencerahan ini, secara spiritual yang bersangkutan akan merasa dekat dengan Tuhan, bahkan ''menyatu'' dengan Tuhan.

Ampunan Tuhan itu, pada akhirnya, menurut Al-Razi, adalah surga. Dalam Alquran, ampunan itu memang selalu disebut bersama dengan surga. Ini berarti, orang yang memperoleh ampunan, berarti ia memperoleh surga. Kalau begitu, gapailah ampunan, agar diperoleh surga tempat segala kenikmatan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar